Rabu, 15 Oktober 2014

pengertian dan fungsi Seni



SENI SEBAGAI PEMBIMBING KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Berkaitan dengan penjelasan Koentjaraningrat di atas, oleh Fakhruroji memaparkan bahwa secara praktis, seni ebagai sebuah kebudayaan yang diciptakan manusia dapat dibedakan atas:
Seni sastra, seni dengan alat bahasa
Seni musik, seni dengan alat bunyi atau suara
Seni tari, seni dengan alat gerakan
Seni rupa, seni dengan alat garis, bentuk, warna dan lain sebagainya dan
Seni drama atau teater, seni dengan alat kombinasi sastra, musik, tari atau gerak dan rupa.

Fungsi-fungsi Seni dalam kehidupan
Muhammad Iqbal, pelaku seni kelahiran Sialkot, Punjab, memberikan rambu-rambu yang menegaskan bahwa harus ada suatu hal yang harus dicapai dalam berkesenian atau memaknai seni dalam kehidupan.
Pertama, seni harus menciptakan kerinduan akan hidup yang abadi, karena tujuan utama dari seni adalah hidup itu sendiri. Seni dianggap sebagai saran yang penting bagi prestasi kehidupan sehingga ia harus memelihara ladang kehidupan agar tetap hijau dan memberikan petunjuk kehidupan bagi manusia.
            Kedua adalah pembinaan manusia. Seni harus bisa memberikan dorongan dan asupan serta mampu memompa rasa keberanian dan kejantanan bagi orang-orang (audiens) yang bermentalkan ‘ayam’ dan memberikan semangat kepada setiap manusia serta menciptakan kerinduan akan tujuan hidup yang baru dan ideal (inspiratif). Seni harus memiliki tujuan etis dan instruksional. Seni memiliki daya magis dan harus dimanfaatkan untuk menciptakan pribadi manusia yang baik. Contohnya adalah musik, harus dapat menimbulkan semangat juang dan mendorong keberanian serta mengilhami perbuatan yang gagah berani, atau membuat manusia berlaku sederhana, teratur, adil, dan menghormati Tuhan Yang Mahakuasa.
            Ketiga, seni harus mampu membuat kemajuan social. Seniman dapat dianggap sebagai orang agung dan menjadi panutan. Menurut Muhammad Iqbal, seorang seniman dengan kekuatan ‘kenabian’-nya mampu meninggikan derajat suatu bangsa dan mengatarkannya ke arah kebesaran demi mencapai kebesaran yang lebih tinggi lagi. Apalah arti suatu karya seni jika tidak dapat membangkitkan badai emosional dalam masyarakat? (Syarif, 1993: 128)
Agus Purwontor, dalam tulisannya “Peranan Seni dalam Kehidupan Manusia” juga menjelaskan tentang seni sebagai kebutuhan hidup. Dalam istilah lain dikatakan seni sebagai applied art (seni terpakai)―seni yang digunakan―seni terapan. Dalam hal ini diterangkan bahwa seni itu digunakan untuk tujuan dan maksud tertentu terhada benda atau ide, menurut kegunaannya, tetapi tidak melepaskan segi keindahannya. Di samping memiliki keindahan wujud, seni juga memiliki nilai kegunaan dari wujud sendiri. Misalnya, jambangan-jambangan atau guci dari Tiongkok Kuno, wujud serta permukaannya dibentuk dan dihias demikian indah, tanpa menghilangkan fungsi jambangan itu. Manusia ingin melepaskan dan mencurahkan keinginan keindahan ke seluruh hidupnya.
           Keempat, ketika seniman menciptakan sebuah karya seni, tentunya mempunyai tujuan yang akan dicapainya. Tujuan dari diciptakannya karya seni adalah pencapaian nilai artistik, hadirnya makna. Tetapi disamping itu mempunyai tujuan yang atau fungsi lain yaitu fungsi ekonomi. Dapat dikatakan “seniman juga butuh makan, butuh tempat tinggal”. Karya seni yang hadir dengan tujuan komersil, perlu dipertanyakan nilai estetikanya. Jangan sampai hanya karena tujuan komersil, nilai artistik diabaikan. Tentunya fenomena ini dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari. Pertimbangan dari karya seni yang berorientasi  pada nilai ekomomi adalah untung rugi. Ketika seniman membuat karya dengan jenis media dan ukuran yang berbeda, tentunya nilai komersil dari sebuah karya seni itu akan berbeda.

Karya-karya seni yang tujuan utamanya adalah nilai ekonomis, umumnya adalah seni terapan seperti arsitektur, reklame, kriya atau kerajinan dan grafis poster. Tetapi bukan berarti seni murni tidak komersil, seni murni seperti lukisan , patung dan grafis juga bersifat komersil. Tetapi konteks dalam seni murni memang lebih menekankan pada nilai artistiknya. Sehingga secara tidak langsung timbul nilai komersil dari karya tersebut. Dalam dunia seni rupa tidak sedikit dijumpai seniman-seniman kaya. Secara mendasar sifat seni disamping mempunyai nilai estetika juga nilai komersil. Nilai komersil dari seni murni adalah imbas atau efek yang ditimbulkan. Bahkan bila ditinjau lebih dalam nilai jual seni murni seperti lukisan, patung, kadang tidak sebanding dengan media yang di gunakan. Misalkan sebuah lukisan bisa berharga 20 juta sampai 1 milyar atau bahkan lebih. Itulah penghargaan pada sebuah nilai estetika dari karya seni rupa.

PESAN DAN KESAN SETELAH MENONTON PAGELARAN WAYANG
Pertunjukan wayang orang yang menyeritakan pertempuran batarayudha yang mengkisahkan perang antara pandawa dan kurawa, dikemas secara apik dan menarik dari kostum dan makeup yang dipakai oleh para pemain, iringan gambelan, acting , kekompakan dalam menarikan tarian, serta adegan perang yang disuguhkan serasa nyata juga efek-efek yang mengejutkan penonton.
Tak ketinggalan pertunjukan lawak yang disuguhkan oleh punokawan semar, gareng, pitruk, bagong dengan candaan yang membuat hampir semua penonton tertawa.
Akan tetapi dari semua kelebihan yang disuguhkan ada beberapa kekurangannya seperti:
Suara dari para pemain kurang terdengar dari barisan bangku penonton paling belakang, kemudian kurangnya pengenalan tokoh menyebabkan orang awam yang baru melihat kurang mengerti siapa tokoh yang sedang berperan, seperti yang saya alami, saya hanya tahu beberapa tokoh saja, seperi punokawan, arjuna, nakula, sadewa serta kurawa selebihnya saya tidak tahu. Ketika bertanya kepada teman jawaban yang diberikan hanya gelengan kepala, yang berarti sama seperti saya, berakhir dengan kami sama-sama tidak tahu. Jadi menonton pagelaran wayang hanya tahu alurnya tetapi tidak tahu sebagian tokohnya.  Tapi secara keseluruhan pertunjukan yang disuguhkan sangat menarik walaupun sempat dibuat kaget pada adegan-adegan terakhir dan sedikit mengantuk karena kemalaman. Tetapi saya sangat menikmati pertunjukan yang disuguhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar